Ketua PWI Kalsel Soroti Kejanggalan Kasus Kematian Jurnalis Juwita

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Selatan, Zainal Helmie, angkat bicara terkait kasus kematian tragis jurnalis muda Juwita (23) yang menjadi korban pembunuhan oleh oknum TNI AL. Foto-Nurul Mufidah/ SUARAMILENIAL

SUARAMILENIAL.ID
, BANJARBARU
– Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Selatan, Zainal Helmie, angkat bicara terkait kasus kematian tragis jurnalis muda Juwita (23) yang menjadi korban pembunuhan oleh oknum TNI AL. 

Dalam pernyataannya, Helmie menilai masih terdapat sejumlah kejanggalan yang belum terungkap dalam proses penyelidikan kasus tersebut.

“Kasus ini memang disebut tak berkaitan langsung dengan aktivitas jurnalistik, tetapi profesi itu melekat pada almarhumah. Ini tetap menjadi duka bagi dunia pers, khususnya di Banjarbaru,” ujar Helmie

Helmie menyatakan bahwa masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, dalam konferensi pers yang digelar TNI AL di Banjarmasin, Selasa (8/4) kemarin.

Terutama terkait kronologi peristiwa yang menyebabkan kematian Juwita. 

Ia menyangsikan kemungkinan bahwa tindakan tersebut hanya dilakukan oleh satu pelaku saja.

“Siapa yang membawa kendaraan? Siapa yang mengangkat korban? Tidak mungkin dilakukan oleh satu orang. Ada banyak sekali kejanggalan yang masih belum jelas,” tegasnya.

Meskipun demikian, Helmie menegaskan bahwa pihaknya menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada Oditur Militer. 

Namun ia mengingatkan bahwa seluruh proses persidangan harus dikawal bersama oleh insan pers agar keadilan benar-benar ditegakkan.

“Kita kawal jangan sampai gugur di pasal 338. Karena kalau hanya dijerat pasal itu, bisa saja hukumannya di bawah 10 tahun,” ujarnya.

Lebih lanjut, Helmie meminta agar seluruh pihak tidak berspekulasi dan menunggu hasil proses persidangan. 

Namun jika hasilnya tidak sesuai dengan fakta-fakta di lapangan, ia memastikan PWI dan para wartawan akan bersuara.

“Kalau tidak sesuai dengan fakta-fakta, tentu kita akan bereaksi. PWI dan teman-teman wartawan harus menyuarakan kebenaran,” pungkasnya.

Reporter : Nurul Mufidah

Editor      : Muhammad Robby

Lebih baru Lebih lama