OJK Dorong Padi Apung di Kalsel, Target Lumbung Pangan Nasional

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mulai mendorong inovasi budi daya padi apung untuk mendongkrak ekonomi lokal sekaligus mendukung swasembada pangan nasional. Foto-Dok OJK

SUARAMILENIAL.ID, KANDANGAN - Sawah bukan lagi satu-satunya lahan subur bagi petani. Kini, padi bisa tumbuh di atas air. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mulai mendorong inovasi budi daya padi apung untuk mendongkrak ekonomi lokal sekaligus mendukung swasembada pangan nasional.

Langkah ini ditandai dengan panen perdana padi apung di Desa Siang Gantung, Kecamatan Daha Barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Rabu (30/4).

“Kami serius mendukung ekosistem padi apung ini. Ini bagian dari strategi memperluas akses keuangan dan menciptakan sumber ekonomi baru bagi masyarakat Kalsel,” ujar Kepala OJK Kalsel, Agus Maiyo, di sela kegiatan panen.

Proyek ini merupakan kolaborasi antara OJK, pelaku industri jasa keuangan, pemerintah daerah, offtaker, dan kelompok tani. Mereka bahu-membahu mewujudkan pertanian modern berbasis inovasi.

Agus menekankan bahwa OJK memegang peran penting dalam menggerakkan industri jasa keuangan agar lebih terlibat dalam pengembangan sektor riil, khususnya pertanian.

“Kalau bicara akses keuangan, industri jasa keuangan adalah garda depan. Perannya sangat strategis untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah,” tambahnya.

Dua Lokasi, Satu Misi

Program budi daya padi apung saat ini berlangsung di dua desa di Kabupaten Hulu Sungai Selatan: Muning dan Siang Gantung. 

Ini merupakan bagian dari dukungan terhadap Asta Cita Presiden RI untuk mewujudkan swasembada pangan.

Dengan sistem padi apung, petani tak perlu lagi bergantung pada lahan sawah konvensional. 

Ini menjadi solusi inovatif, terutama di wilayah rawa atau perairan yang selama ini belum dimanfaatkan optimal.

Peluang dan Tantangan

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalsel menunjukkan peningkatan signifikan dalam luas panen dan produksi padi pada 2023 dan 2024. 

Ini membuka peluang besar untuk menggenjot produktivitas lewat metode baru seperti padi apung.

Namun, Agus mengakui ada sejumlah tantangan: mulai dari biaya awal yang tinggi, perawatan media tanam khusus, hingga pentingnya keterlibatan aktif petani.

Langkah Konkret OJK

OJK Kalsel tak hanya berhenti di panen perdana. 

Serangkaian kegiatan telah digelar untuk memperkuat program ini:

FGD (26 Maret 2024): Membahas peran industri jasa keuangan dalam mendukung sektor pertanian di Kalsel.


Workshop (27 Juni 2024): Mengedukasi petani tentang teknis budi daya padi apung dan skema pembiayaan.


Penandatanganan MoU (27 & 30 September 2024, 5 Januari 2025): Kerja sama dengan pemerintah daerah, pelaku IJK, offtaker, dan kelompok tani.


“Kolaborasi adalah kunci. Kami ingin memastikan sinergi ini berkelanjutan demi menjadikan Kalsel sebagai lumbung pangan nasional,” tegas Agus. (*)

Lebih baru Lebih lama