![]() |
Berburu pakaian bermerek alias branded di toko barang bekas atau thrift shop kini menjadi tren di kalangan anak muda. Foto-Istimewa |
SUARAMILENIAL.ID, JAKARTA – Berburu pakaian bermerek alias branded di toko barang bekas atau thrift shop kini menjadi tren di kalangan anak muda.
Selain harga yang miring, tak jarang item yang ditemukan justru langka dan memiliki nilai mode tinggi.
Namun, memilih baju branded di pasar thrifting tak semudah kelihatannya. Salah langkah, pembeli bisa saja tertipu produk tiruan.
Berikut beberapa tips yang dapat dijadikan panduan sebelum berburu pakaian branded di pasar thrift:
1. Kenali Ciri Produk Asli
Setiap merek memiliki ciri khas, mulai dari label, kualitas jahitan, hingga bahan. Misalnya, merek seperti Ralph Lauren atau Levi’s biasanya memiliki tag label rapi, benang jahit kuat, dan logo yang presisi. Sebelum berangkat, ada baiknya riset terlebih dahulu soal detail produk yang diincar.
2. Periksa Jahitan dan Kualitas Kain
Produk branded umumnya menggunakan kain berkualitas dan teknik jahit yang rapi. Hindari baju dengan benang longgar, warna pudar tak wajar, atau kain yang terasa tipis dan mudah sobek.
3. Cek Label dan Tag Produksi
Label yang menjelaskan bahan, negara pembuat, hingga petunjuk pencucian bisa menjadi penanda keaslian. Produk asli biasanya memiliki informasi lengkap dan tercetak jelas. Jika label terlihat buram atau terkesan asal tempel, patut dicurigai.
4. Jangan Tergoda Harga Terlalu Murah
Barang branded asli memang bisa lebih murah di pasar thrift, tapi bukan berarti dijual dengan harga tak masuk akal.
Jika penjual menawarkan “baju Supreme asli” seharga Rp20 ribu, sebaiknya pikir dua kali.
5. Pilih Toko Thrift Terpercaya
Datangi toko thrifting yang punya reputasi baik dan terbiasa menjual barang berkualitas.
Beberapa toko bahkan sudah melakukan kurasi dan pemeriksaan barang sebelum dijual kembali ke publik.
Berbelanja thrift memang seru dan bisa menjadi pilihan cerdas untuk tampil modis tanpa menguras kantong. Namun, kejelian tetap dibutuhkan agar tidak berujung pada penyesalan.
Editor : Muhammad Robby