SUARAMILENIAL.ID, BANJARMASIN – Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, bersama Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB) menyikapi isu kesehatan mental yang semakin mencuat di tengah masyarakat.
Salah satunya melalui gelaran Mental Health Community Festival bertajuk Mindscape Expo: A Fusion of Thought and Innovation, Sabtu, 26 Juli 2025.
Wakil Wali Kota Banjarmasin, Hj. Ananda, mengatakan acara ini menjadi bentuk nyata kepedulian mahasiswa terhadap meningkatnya kesadaran publik akan pentingnya kesehatan jiwa.
“Kesehatan mental kini menjadi isu penting. Alhamdulillah, teman-teman dari Psikologi UMB mampu menangkap ini dengan inisiatif yang luar biasa,” kata Ananda di sela kegiatan yang berlangsung di kawasan wisata Siring Menara Pandang, Banjarmasin.
Menurut Ananda, mahasiswa memiliki peran penting dalam menjaga ruang diskusi dan edukasi kesehatan mental agar lebih inklusif.
Ia menyebut inisiatif ini sebagai bentuk kolaborasi strategis antara kampus dan pemerintah dalam menangani polemik sosial yang makin kompleks.
“Tentu kita harapkan manfaat dari kegiatan ini bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya mereka yang memiliki riwayat gangguan mental,” ujarnya.
Wakil Rektor III UMB, Ichwan Setiawan, mengatakan gangguan mental dapat menimpa siapa saja, tanpa memandang usia maupun latar belakang.
Karena itu, menurut dia, edukasi publik perlu diperkuat untuk mengenali dan mencegah tekanan psikologis sedini mungkin.
“Ini bukan sekadar festival, tapi juga ruang refleksi tentang bagaimana tekanan batin, depresi, hingga konflik emosional bisa menjadi awal gangguan mental. Apalagi jika lingkungan sekitar juga tidak mendukung,” kata Ichwan.
Ia menekankan pentingnya komunikasi antara anak dan orang tua untuk membangun ketahanan psikologis sejak dini.
Sementara itu, Dekan Fakultas Psikologi UMB, Fikrie Syaeff, menyebut kegiatan ini menyasar generasi muda, khususnya Gen Z, yang semakin rentan terhadap tekanan mental akibat berbagai faktor.
“Kita melihat perlu adanya ruang-ruang ekspresi yang kreatif, bukan hanya diskusi. Maka kami libatkan komunitas agar isu kesehatan mental tidak berhenti di wacana, tapi menjadi gerakan kolektif,” ujar Fikrie.
Melalui pendekatan partisipatif dan kolaboratif, kegiatan ini diharapkan menjadi pemantik perubahan menuju masyarakat Banjarmasin yang lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental sebagai bagian dari kesejahteraan hidup.
Editor : Muhammad Robby