Pamor Borneo 2025: UMKM Naik Kelas, Investasi Melonjak, Geopark Meratus Mendunia

 

Gelaran Pamor Borneo 2025 yang berlangsung pada 21–24 Agustus 2025 di Duta Mall Banjarmasin menorehkan capaian membanggakan. Foto-Dok BI Kalsel

SUARAMILENIAL.ID, BANJARMASIN – Gelaran Pamor Borneo 2025 yang berlangsung pada 21–24 Agustus 2025 di Duta Mall Banjarmasin menorehkan capaian membanggakan. 

Acara tahunan yang digagas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan itu kembali membuktikan diri sebagai ajang strategis penghubung pelaku UMKM, investor, dan sektor pariwisata dalam satu ekosistem penggerak ekonomi Kalimantan.

Sorotan utama tertuju pada Borneo Business & Investment Forum (BBIF) 2025, yang menghasilkan 15 Letter of Interest (LoI) dengan total nilai Rp55,37 triliun. 

Angka ini melesat tajam dibandingkan capaian 2024 yang hanya mencatat Rp3,02 triliun. 

Penandatanganan LoI dilakukan langsung oleh delegasi investor dari 10 negara sahabat: Jepang, Luxemburg, Korea Selatan, Malaysia, Spanyol, Denmark, Rusia, Georgia, Bulgaria, dan Belarus. 

Sebanyak 14 delegasi dari 11 perusahaan dan lembaga internasional hadir, mulai dari perwakilan duta besar, lembaga keuangan global, asosiasi perdagangan, hingga perusahaan multinasional.

Minat investor terbagi dalam sejumlah proyek strategis. Optimalisasi Fasilitas Cold Storage & Rumah Potong Unggas Modern di Kalimantan Selatan mendapat perhatian dengan empat LoI senilai Rp54 miliar. 

Disusul PLTA Kusan dengan dua LoI senilai Rp2,6 triliun, serta Sistem Pengolahan Limbah Balikpapan dengan dua LoI bernilai Rp526,4 miliar.

Sejumlah proyek besar lainnya juga berhasil menarik komitmen:

Kawasan Industri Ketapang (Hilirisasi Bauksit) senilai Rp37,18 triliun.

Komoditas Turunan Kelapa Sawit di KEK Maloy Rp8,6 triliun.

Industri Hilirisasi Minyak Kelapa Sawit Fatty Acid Rp3,74 triliun.

Pembangunan Pelabuhan Margasari Baru, Tapin Rp1,69 triliun.

Pusat Budidaya Udang Vannamei di Kalteng Rp141,6 miliar.

Pengelolaan Limbah B3 Medis, Banjarbaru Rp30 miliar.

Rumah Sakit Tipe B, Tanjung Selor Rp810 miliar.

Tak hanya investasi, Pamor Borneo 2025 juga menegaskan peran UMKM sebagai motor penggerak ekonomi daerah. Produk lokal mendapat apresiasi tinggi dari pengunjung. 

Tahun ini, nilai transaksi UMKM mencapai Rp1,35 miliar, naik 16,47 persen dibandingkan Rp1,16 miliar pada 2024. 

Dukungan sektor perbankan turut hadir lewat komitmen pembiayaan Rp10,83 miliar, mendorong daya saing UMKM untuk menembus pasar nasional hingga internasional.

Dari sisi pariwisata, delegasi internasional diajak menyaksikan langsung keindahan Geopark Meratus, yang pada April 2025 resmi ditetapkan UNESCO sebagai Global Geopark. 

Status bergengsi itu menempatkan Kalimantan Selatan di peta pariwisata dunia. 

Panorama pegunungan, hutan tropis, hingga keragaman hayati khas Kalimantan meninggalkan kesan mendalam. 

Kunjungan ini sekaligus membuka peluang investasi di sektor ekowisata dan infrastruktur pariwisata berkelanjutan.

Dengan capaian luar biasa di sektor investasi, UMKM, dan pariwisata, Pamor Borneo 2025 terbukti lebih dari sekadar pameran. 

Ia menjadi katalis transformasi ekonomi Kalimantan. Lonjakan investasi puluhan triliun, meningkatnya kinerja UMKM, serta promosi pariwisata kelas dunia menunjukkan kepercayaan global terhadap Bumi Borneo.

Capaian ini sejalan dengan Asta Cita Presiden, khususnya dalam mendorong kemandirian ekonomi, hilirisasi industri, ketahanan pangan, serta pemerataan pembangunan antarwilayah. 

Lewat sinergi pemerintah daerah, Bank Indonesia, perbankan, pelaku usaha, dan mitra global, Kalimantan diproyeksikan siap mengambil peran strategis sebagai motor pertumbuhan baru Indonesia yang inklusif, hijau, dan berkelanjutan.

Editor : Muhammad Robby

Lebih baru Lebih lama