SUARAMILENIAL.ID, BANJARBARU – Upaya bersama mengendalikan inflasi pangan Kalimantan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Kalimantan 2025. Kegiatan yang digelar di Banjarbaru, Kamis (25/9/2025), mengusung tema “Inovasi Produksi dan Penguatan Kapasitas Petani untuk Mendukung Akselerasi Program Swasembada Pangan.”
Acara ini menghadirkan sinergi antara Bank Indonesia dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan untuk memperkuat ekosistem pangan di daerah, sekaligus mendukung stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional.
Tiga Program Strategis GNPIP Kalimantan 2025
Dalam GNPIP Wilayah Kalimantan 2025, terdapat tiga fokus utama:
1. Menjaga kesinambungan pasokan dan distribusi melalui kerja sama antar daerah (KAD) dan subsidi ongkos angkut bersama BUMN Logistik.
2. Mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan kerja sama strategis antara Badan Gizi Nasional, Perum Bulog, dan BUMD.
3. Penguatan kapasitas petani melalui fasilitasi sarana prasarana untuk Gapoktan dan Poktan binaan Bank Indonesia, guna mempercepat terwujudnya swasembada pangan.
Gubernur Kalsel: Inflasi Terkendali Berkat Sinergi
Gubernur Kalimantan Selatan, H. Muhidin, menegaskan bahwa GNPIP mencerminkan komitmen pemerintah daerah bersama TPID dalam menjaga inflasi tetap stabil.
“Inflasi Kalimantan pada Agustus 2025 terjaga dalam sasaran 2,5±1% berkat kolaborasi TPIP-TPID dalam menjaga pasokan, keterjangkauan harga, dan kelancaran distribusi,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa strategi jangka pendek dan panjang harus terus diperkuat, termasuk melalui padi apung, haruan estate, dan kampung gabus sebagai solusi adaptif serta diversifikasi pangan.
Pemerintah Dorong Strategi 4K Kendalikan Inflasi Pangan
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, menyebut pemerintah terus mendorong pengendalian inflasi dengan strategi 4K:
• Ketersediaan pasokan lewat operasi pasar dan penyaluran beras SPHP hingga 1,1 juta ton.
• Keterjangkauan harga dengan subsidi transportasi, kerja sama KAD, hingga pemanfaatan kapal Pelni.
• Kelancaran distribusi melalui logistik BUMN, perluasan cold storage, dan resi gudang.
• Komunikasi efektif agar masyarakat tetap terinformasi.
Ferry menegaskan, langkah ini juga menjadi antisipasi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Natal dan Tahun Baru.
Rakor TPIP-TPID Rumuskan Langkah Konkret
Sebagai penguatan program, GNPIP 2025 dirangkaikan dengan Rapat Koordinasi (Rakor) TPIP dan TPID Wilayah Kalimantan. Rakor dihadiri oleh Kemenko Perekonomian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian, Kementerian PUPR, Perum Bulog, PT Pelni, hingga seluruh perwakilan TPID Kalimantan.
Hasil rakor menekankan empat langkah prioritas:
1. Percepatan penyaluran beras SPHP untuk stabilisasi harga.
2. Optimalisasi peran BUMD dalam pengendalian inflasi pangan.
3. Kerja sama antar daerah intra dan antar-Kalimantan untuk menjaga keterjangkauan harga.
4. Monitoring program cetak sawah dan optimalisasi lahan agar pasokan beras berkesinambungan.
Penegasan Bank Indonesia
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan menyampaikan, komitmen TPIP dan TPID diharapkan mampu menjaga stabilitas harga, memperkuat swasembada pangan, sekaligus memperkokoh peran Kalimantan sebagai lumbung pangan nasional. (*)