![]() |
| Foto-Ilustrasi ISPA |
SUARAMILENIAL.ID, BANJARBARU — Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kota Banjarbaru mengalami peningkatan sepanjang 2025.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarbaru mencatat hingga Agustus 2025 terdapat 25.416 kasus ISPA, naik dari 23.317 kasus pada periode yang sama tahun lalu.
Kepala Dinkes Banjarbaru Juhai Trianti Agustina mengatakan, peningkatan kasus tersebut berkaitan dengan perubahan cuaca ekstrem dan tingginya mobilitas masyarakat.
“Saat ini banyak warga yang datang ke fasilitas kesehatan karena batuk, pilek, dan demam,” ujarnya, Selasa, 7 Oktober 2025.
Berdasarkan data Dinkes, kelompok usia dewasa (19–59 tahun) menjadi penyumbang kasus terbanyak dengan 9.393 kasus, disusul balita (0–5 tahun) sebanyak 6.909 kasus.
Sementara kelompok anak usia sekolah (5–9 tahun) tercatat 4.199 kasus, remaja (10–18 tahun) sebanyak 3.405 kasus, dan lansia di atas 60 tahun mencapai 2.510 kasus.
Menurut Juhai, meningkatnya kasus ISPA juga dipengaruhi oleh kondisi imun tubuh yang menurun serta faktor lingkungan.
“Selain daya tahan tubuh yang belum matang, terutama pada anak, risiko juga meningkat karena polusi udara, asap rokok, dan ventilasi rumah yang buruk,” katanya.
Ia menambahkan, aktivitas masyarakat yang padat, termasuk paparan di tempat kerja dan transportasi umum, turut memperbesar risiko penularan.
Karena itu, Dinkes mengimbau warga untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta menghindari aktivitas di luar rumah jika tidak mendesak.
“Cuaca sekarang tidak menentu, kadang panas lalu tiba-tiba hujan. Jadi, kalau tidak perlu keluar rumah, sebaiknya dihindari dulu,” ujar Juhai.
Meski mengalami peningkatan, Dinkes memastikan situasi ISPA di Banjarbaru masih dalam kendali.
Upaya pencegahan tetap dilakukan melalui imunisasi, pemenuhan gizi seimbang, dan deteksi dini di setiap puskesmas.
“Peningkatannya memang ada, tapi masih bisa kita antisipasi. Fasilitas kesehatan tingkat pertama masih mampu menangani,” tuturnya.
Reporter : Nurul Mufidah
Editor : Muhammad Robby
