![]() |
| Muhammad Yoga Anggara |
Oleh : Muhammad Yoga Anggara
Artificial Intelligence (AI) kini bergerak lebih cepat daripada yang pernah dibayangkan. Dalam lima tahun terakhir saja, teknologi ini mengubah pola kerja, produksi, komunikasi, hingga cara manusia belajar.
Banyak orang melihat AI sebagai ancaman bagi pekerjaan, tetapi sesungguhnya, AI adalah peluang ekonomi baru yang justru membuka jalan untuk menciptakan pekerjaan, bisnis, dan inovasi yang belum pernah ada sebelumnya.
Pertama, AI membuka ruang besar bagi ekonomi digital. Seluruh negara maju mulai menggunakan AI untuk mempercepat layanan publik, meningkatkan efisiensi industri, dan mengembangkan produk digital bernilai tinggi.
Indonesia dengan jumlah penduduk besar memiliki pasar yang matang untuk layanan berbasis AI dari sektor finansial, pendidikan, kesehatan, sampai kreatif. Artinya, peluang bisnis AI sangat terbuka, mulai dari aplikasi otomatisasi layanan pelanggan, deteksi risiko keuangan, sampai layanan konsultasi kecerdasan buatan.
Kedua, AI menciptakan lapangan pekerjaan baru. Banyak yang takut AI menggantikan manusia, tetapi kenyataannya, AI melahirkan profesi modern seperti prompt engineer, data scientist, AI trainer, software creator, maupun analis digital.
Di samping itu, UMKM juga mendapat manfaat: pemilik usaha kecil dapat menggunakan AI untuk pemasaran, desain, riset pasar, hingga layanan pelanggan dengan biaya sangat rendah. Ini bukan sekadar mempermudah, tetapi meningkatkan daya saing mereka.
Ketiga, AI mempercepat inovasi. Teknologi ini bukan hanya mesin yang bekerja cepat, tetapi alat yang mampu mengolah data besar untuk menghasilkan ide baru.
Sektor kesehatan mampu mendiagnosis penyakit lebih cepat, sektor pendidikan memperluas akses belajar, dan sektor pertanian bisa memprediksi cuaca dan produktivitas lahan. Inovasi semacam ini menciptakan nilai ekonomi yang terus bertambah dari tahun ke tahun.
Namun peluang hanya akan menjadi kenyataan jika ada kesiapan sumber daya manusia. Negara perlu mendorong pendidikan digital sejak dini, menyiapkan kurikulum AI, dan melatih talenta lokal agar tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta teknologi.
Selain itu, regulasi yang tepat dan etika penggunaan perlu dibentuk agar perkembangan AI tidak mengganggu privasi atau membuka celah penyalahgunaan data.
Pada akhirnya, AI bukan hanya sekedar tren teknologi ia adalah fondasi ekonomi masa depan. Kita sedang menyaksikan lahirnya gelombang ekonomi baru yang memungkinkan siapa pun untuk maju tanpa harus memiliki modal besar. Pertanyaannya bukan lagi apakah AI akan memengaruhi hidup kita, melainkan apakah kita siap memanfaatkan peluangnya.
Jika Indonesia berani mengambil langkah cepat, mendorong inovator muda, mendukung UMKM, dan memberi ruang bagi industri digital, AI dapat menjadi motor ekonomi yang mengubah wajah bangsa di abad ke-21.
Inilah saatnya melihat AI bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai peluang besar yang siap memperkuat ekonomi nasional.
Bagi bangsa Indonesia di masa depan harus mampu bersaing dalam sektor perekonomian dapat memanfaatkan dalam bentuk teknologi digital, seperti AI inilah yang merupakan salah satu cara agar dapat mengembangkan konsepsi bisnis online di Indonesia.
Penulis merupakan Bidang PTKP Komisariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) UIN Antasari Banjarmasin
