Indonesia Serukan Penahanan Diri di Tengah Eskalasi Ketegangan di Yaman

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia memantau secara saksama eskalasi ketegangan yang terjadi di Yaman, khususnya di wilayah Hadramout dan Al-Mahra. Foto-Reuters

SUARAMILENIAL.ID, JAKARTA — Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia memantau secara saksama eskalasi ketegangan yang terjadi di Yaman, khususnya di wilayah Hadramout dan Al-Mahra. 

Pemerintah Indonesia menyerukan seluruh pihak yang terlibat untuk menahan diri guna mencegah memburuknya situasi keamanan.


“Indonesia mengikuti dengan saksama perkembangan situasi di Republik Yaman, termasuk di Hadramout dan Al-Mahra, serta menyampaikan keprihatinan terhadap meningkatnya ketegangan yang berpotensi memperburuk kondisi keamanan dan menambah penderitaan rakyat Yaman,” demikian pernyataan Kemenlu RI dilansir Republika, Sabtu (27/12/2025).


Indonesia juga meminta semua pihak menghentikan eskalasi dan menghindari tindakan sepihak yang dapat mengganggu stabilitas kawasan. 


Dalam pernyataannya, Kemenlu RI mengapresiasi berbagai upaya regional yang bertujuan meredakan ketegangan.


“Indonesia mencatat dan mengapresiasi upaya Kerajaan Arab Saudi serta negara-negara terkait, bersama para pemangku kepentingan di Yaman, untuk meredakan ketegangan dan memulihkan stabilitas,” ujar Kemenlu RI.


Pemerintah Indonesia menegaskan kembali pentingnya penyelesaian damai melalui dialog politik yang inklusif dan komprehensif di bawah koordinasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dengan tetap menjunjung prinsip penghormatan terhadap kedaulatan, persatuan, dan integritas teritorial Yaman.


Ketegangan di Hadramout dan Al-Mahra meningkat setelah wilayah tersebut dikuasai kelompok separatis Dewan Transisi Selatan atau Southern Transitional Council (STC). 


Sebelumnya, STC terlibat konfrontasi dengan faksi-faksi yang bersekutu dengan Pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi. STC diketahui memperoleh dukungan dari Uni Emirat Arab (UEA).


Pada Sabtu (27/12/2025), STC mengumumkan adanya serangan udara yang menargetkan pasukan mereka di Hadramout. 


Kelompok itu menuding Arab Saudi sebagai pihak di balik serangan tersebut dan memperingatkan potensi eskalasi lanjutan.


Pemerintah Arab Saudi belum menanggapi tudingan tersebut. Namun, Menteri Pertahanan Arab Saudi Khalid bin Salman sebelumnya menyatakan bahwa pasukan STC seharusnya meninggalkan Hadramout dan Al-Mahra.


Editor : Muhammad Robby

Lebih baru Lebih lama