Pemerintah Klarifikasi Isu Tambang Jadi Biang Banjir Bandang Sumatera

Foto-Dok/Republika.co.id

SUARAMILENIAL.ID
, JAKARTA
— Pemerintah melalui Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, menegaskan bahwa lokasi tambang emas yang disebut-sebut sebagai penyebab banjir bandang di Pulau Sumatera berada jauh dari titik bencana.

“Katanya wilayah kerjanya jauh,” ujar Yuliot usai menghadiri rapat di Kantor Kementerian ESDM, Senin (1/12/2025).

Ia menambahkan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dijadwalkan meninjau langsung tiga provinsi terdampak banjir dan longsor. Pemeriksaan mencakup ketersediaan energi di wilayah terdampak hingga pengecekan lokasi pertambangan yang dituding memicu bencana.

“Besok Pak Menteri akan lihat dari atas, besok (Selasa),” tambah Yuliot.

JATAM: Sumatera Jadi Zona Pengorbanan Tambang

Di sisi lain, Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Melky Nahar, menyebut Pulau Sumatera telah lama dijadikan “zona pengorbanan” untuk tambang mineral dan batu bara.

Jatam mencatat ada 1.907 izin usaha tambang aktif dengan total luas 2,45 juta hektare.

Selain itu, terdapat 271 izin Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) seluas 53.769 hektare, yang membuka jalan bagi alih fungsi kawasan lindung menjadi area ekstraksi sumber daya.

Dari jumlah itu, 66 PPKH merupakan izin tambang, 11 izin panas bumi, 51 izin migas, 72 proyek energi lain, dan sisanya untuk telekomunikasi, pemerintahan, serta kebutuhan umum lainnya.

Melky menyoroti PT Agincourt Resources (PTAR) sebagai salah satu pemegang PPKH di kawasan Ekosistem Batang Toru, dengan bukaan lahan yang diperkirakan mencapai 570 hektare, yang menurutnya berdampak pada daerah aliran sungai (DAS) sekitar.

PTAR Bantah Jadi Penyebab Banjir

Menjawab tudingan publik, PTAR menegaskan bahwa lokasi banjir bandang di Desa Garoga berada pada DAS Garoga/Aek Ngadol, yang tidak terhubung dengan DAS Aek Pahu, lokasi operasi tambang emas Martabe.

“Pemantauan kami tidak menemukan material kayu di DAS Aek Pahu yang berkaitan dengan temuan di lokasi banjir,” ujar Katarina Siburian Hardono, Senior Manager Corporate Communications PTAR.

PTAR menyatakan mendukung penuh kajian pemerintah untuk menelusuri penyebab bencana dan siap bekerja sama secara transparan.

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

Lebih baru Lebih lama