![]() |
| Cuaca ekstrem melanda Arab Saudi di penghujung tahun ini. Suhu dingin yang tidak lazim bahkan memicu turunnya salju di sejumlah wilayah. Foto-net |
SUARAMILENIAL.ID, JAKARTA — Cuaca ekstrem melanda Arab Saudi di penghujung tahun ini. Suhu dingin yang tidak lazim bahkan memicu turunnya salju di sejumlah wilayah.
Kota Tabuk, yang berada di barat laut Arab Saudi, dilaporkan diselimuti salju sejak Rabu (17/12/2025).
Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi sebelumnya telah memperkirakan potensi turunnya salju di wilayah utara negeri tersebut, termasuk kawasan di sebelah utara Riyadh.
Tabuk, yang dikenal sebagai “Gerbang Utara” Jazirah Arab dan terletak dekat perbatasan Yordania, menjadi salah satu wilayah yang terdampak.
Fenomena cuaca itu menarik perhatian publik karena Tabuk bukan sekadar kota biasa. Wilayah ini memiliki nilai historis penting dalam sejarah Islam.
Tabuk merupakan lokasi perang terakhir yang dipimpin langsung Nabi Muhammad SAW, yakni Perang Tabuk yang terjadi sekitar Oktober 630 Masehi atau tahun ke-9 Hijriah.
Dalam peristiwa tersebut, Nabi Muhammad memimpin pasukan Muslim menghadapi ancaman pasukan Romawi Timur (Bizantium).
Saat itu, kondisi pasukan Muslim sangat berat. Cuaca panas ekstrem melanda Jazirah Arab, sementara perbekalan pasukan terbatas.
Namun, perang fisik tidak sampai terjadi. Pasukan Romawi memilih mundur dan mengajukan perjanjian damai.
Meski tanpa pertempuran bersenjata, Perang Tabuk menjadi simbol kekuatan politik dan militer umat Islam yang kian disegani di kawasan tersebut.
Berdasarkan catatan sejarah yang dikutip dari laman Nahdlatul Ulama (NU), konflik antara umat Islam dan Romawi Timur bermula dari terbunuhnya utusan Nabi Muhammad, Al-Harits bin Umair, oleh Syurahbil bin Amr al-Ghassani.
Peristiwa itu mendorong Rasulullah mengirim pasukan di bawah pimpinan Zaid bin Haritsah yang berujung pada Perang Mu’tah.
Pasca peristiwa tersebut, sejumlah kabilah Arab mulai melepaskan diri dari kekuasaan Romawi dan memilih bergabung dengan umat Islam.
Kondisi ini membuat Romawi khawatir dan mendorong mereka menyiapkan kekuatan besar untuk menahan laju pengaruh Islam.
Kabar tentang rencana penyerangan Romawi akhirnya sampai ke Madinah. Meskipun informasinya belum sepenuhnya jelas, kegelisahan merebak di kalangan umat Islam. Kekhawatiran muncul bahwa Madinah bisa menjadi sasaran serangan mendadak imperium terbesar pada masanya itu.
Setelah memastikan adanya ancaman, Nabi Muhammad memimpin sekitar 30.000 pasukan menuju Tabuk, dengan jumlah yang lebih sedikit dibandingkan kekuatan Romawi. Pada masa inilah solidaritas umat Islam terlihat kuat.
Banyak sahabat Nabi memberikan donasi besar, di antaranya Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Sementara itu, Nabi Muhammad mempercayakan urusan Madinah kepada Ali bin Abi Thalib.
Ekspedisi Tabuk berakhir dengan kemenangan strategis bagi umat Islam. Tanpa pertumpahan darah, Romawi menyepakati perdamaian dan membayar upeti.
Sejumlah kabilah Arab yang sebelumnya berada di bawah pengaruh Romawi pun beralih mendukung umat Islam.
Lebih dari 1.300 tahun kemudian, Tabuk kembali menjadi perhatian dunia—kali ini bukan karena peperangan, melainkan fenomena alam langka berupa turunnya salju di wilayah yang selama ini identik dengan gurun dan suhu panas ekstrem.
Sumber : CNN Indonesia
