![]() |
| Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Foto-iStockphoto |
SUARAMILENIAL.ID, JAKARTA — Jumlah masyarakat yang melakukan perjalanan pada masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 diperkirakan meningkat 2,71 persen dibandingkan periode sebelumnya.
Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hampir seluruh wilayah di Pulau Jawa berpotensi mengalami hujan lebat hingga hujan disertai petir pada periode 29 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026.
Merespons kondisi tersebut, pakar transportasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Dewanti mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan selama bepergian, khususnya saat berkendara di tengah cuaca ekstrem.
“Pengguna jalan harus selalu mematuhi rambu lalu lintas serta menggunakan perlengkapan keselamatan seperti helm dan sabuk pengaman,” ujar Dewanti dilansir Republika, Rabu (31/12/2025).
Ia menekankan pentingnya menjaga kondisi fisik sebelum dan selama perjalanan, terutama bagi pengguna kendaraan pribadi.
Menurutnya, kondisi kesehatan pengemudi sangat berpengaruh terhadap keselamatan berkendara.
“Kondisi fisik yang sehat sangat penting selama berkendara,” kata Dewanti.
Selain kesiapan fisik, Dewanti juga mengimbau masyarakat untuk mencermati rute perjalanan dengan mempertimbangkan daerah rawan longsor, banjir, maupun kecelakaan.
Pemantauan prakiraan cuaca dan kondisi lalu lintas secara berkala juga dinilai krusial, mengingat potensi bencana hidrometeorologis dapat terjadi sewaktu-waktu selama musim hujan.
Ia menyebutkan, pemerintah telah menyediakan berbagai informasi terkait wilayah rawan bencana, potensi kemacetan, hingga ketersediaan lokasi istirahat bagi pemudik dan wisatawan.
Informasi tersebut perlu disampaikan secara jelas dan jauh hari untuk mendukung kelancaran perjalanan.
“Titik rawan bencana seperti longsor, kemacetan lalu lintas, serta ketersediaan rest area dan fasilitasnya harus diinformasikan lebih awal. Selain itu, kondisi jalan dan rambu lalu lintas juga harus dipastikan berfungsi dengan baik,” ujar Dewanti.
Sementara itu, bagi operator transportasi umum, Dewanti menegaskan pentingnya koordinasi antarpihak untuk memastikan kelayakan armada.
Pemeriksaan kondisi kendaraan secara menyeluruh dinilai menjadi langkah utama dalam mencegah kecelakaan lalu lintas.
“Operator harus memastikan kendaraan dalam kondisi laik jalan agar tidak terjadi kecelakaan atau tabrakan,” katanya.
Dewanti berharap pengelolaan arus lalu lintas yang baik, didukung kolaborasi pemerintah, operator transportasi, dan masyarakat, dapat menekan angka kecelakaan selama periode libur akhir tahun.
“Keselamatan pengguna jalan harus menjadi prioritas utama, terutama di tengah potensi cuaca ekstrem. Kolaborasi berbagai pihak sangat menentukan kelancaran dan keamanan perjalanan,” tuturnya.
Editor : Muhammad Robby
