SUARAMILENIAL.ID, BANJARMASIN – Di tengah bayang-bayang perlambatan ekonomi global dan ketegangan geopolitik yang belum mereda, Kalimantan Selatan tetap mencatat pertumbuhan ekonomi yang solid.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kalimantan Selatan dan Tengah (Kanwil DJP Kalselteng) bersama Kementerian Keuangan Satu Kalimantan Selatan memaparkan kinerja fiskal dan ekonomi regional melalui forum bulanan Assets Liabilities Committee (ALCo), yang digelar di Aula Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kalsel.
Acara ini turut dihadiri oleh pimpinan Unit Eselon I Kemenkeu Satu Kalsel, para ahli lokal, serta perwakilan media.
Berdasarkan rilis ALCo, ekonomi Kalimantan Selatan tumbuh sebesar 4,81 persen (yoy) pada triwulan I 2025.
Kinerja tersebut didorong oleh sektor pertambangan dan penggalian yang menyumbang 28,33 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Sementara dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga mendominasi struktur ekonomi daerah dengan kontribusi mencapai 48,55 persen.
Tingginya konsumsi mencerminkan daya beli masyarakat yang tetap terjaga, di tengah gejolak global.
Namun, neraca perdagangan Mei 2025 mencatat surplus sebesar US$794,49 juta, menurun dibandingkan bulan sebelumnya.
Penurunan disebabkan lonjakan nilai impor sebesar 56,85 persen month-to-month, terutama dari pembelian kapal pengangkut (HS8901), sementara ekspor terkoreksi 1,73 persen. Ekspor batu bara (HS2701) dan lignit (HS2702) tercatat turun dari sisi volume.
APBN Kalsel 2025: Belanja Tumbuh Lambat, Penerimaan Tertekan
Dari sisi fiskal, APBN Kalimantan Selatan tahun 2025 menargetkan pendapatan sebesar Rp22,04 triliun. Hingga Mei, realisasi pendapatan mencapai Rp4,41 triliun atau 19,99 persen dari target. Angka ini tercatat turun 42,65 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, didominasi oleh penerimaan perpajakan.
Sementara itu, realisasi belanja negara mencapai Rp13,36 triliun atau 35,07 persen dari pagu sebesar Rp38,09 triliun. Belanja terdiri atas Belanja Pemerintah Pusat (BPP) sebesar Rp2,56 triliun dan Belanja Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp10,80 triliun. TKD tetap menjadi komponen terbesar dengan kontribusi 80,85 persen terhadap total belanja APBN Kalsel.
Kepala Kanwil DJP Kalselteng, Syamsinar, mengungkapkan bahwa penerimaan PPh Non-Migas tercatat Rp3,18 triliun atau turun 18,27 persen.
Penerimaan PBB turun drastis sebesar 80,69 persen menjadi Rp43,26 miliar, akibat menurunnya pembayaran wajib pajak selain tahun berjalan.
Adapun PPN dan PPnBM mencatat kontraksi tajam hingga 111,24 persen dengan nilai -Rp278,19 miliar, dipicu oleh peningkatan restitusi.
Sebaliknya, penerimaan dari Pajak Lainnya tumbuh signifikan hingga 8.753,76 persen menjadi Rp355,76 miliar.
Syamsinar juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap modus penipuan yang mengatasnamakan DJP.
Ia mengimbau agar tidak mengunduh aplikasi mencurigakan atau membagikan informasi sensitif dan kode OTP kepada pihak tidak dikenal.
Editor : Muhammad Robby