![]() |
Gen Z mulai melambaikan tangan perpisahan ke gadget canggih ini. Bukan karena rusak atau ketinggalan zaman, tapi karena alasan yang lebih dalam: digital detox. Foto-net |
SUARAMILENIAL.ID, JAKARTA – Bye-bye smartphone! Gen Z mulai melambaikan tangan perpisahan ke gadget canggih ini. Bukan karena rusak atau ketinggalan zaman, tapi karena alasan yang lebih dalam: digital detox.
Sebagai gantinya, mereka beralih ke dumbphone—ponsel jadul dengan fitur super simpel. Nggak ada media sosial, nggak ada notifikasi nonstop, cuma bisa telepon dan SMS. Tapi justru itu yang bikin mereka jatuh cinta.
Tren ini bukan sekadar nostalgia. Gen Z makin sadar soal dampak scrolling tanpa henti di medsos yang bisa bikin ADHD, cemas, depresi, sampai insomnia. Beberapa studi juga memperkuat hal ini.
“Anak muda sekarang makin peka soal kesehatan mental. Mereka sadar, social media bisa jadi racun,” ujar Lars Silberbauer, CMO Nokia Phones dan HMD Global, dilansir dari Euronews.
Nggak cuma soal detox digital, ini juga bentuk protes terhadap teknologi yang makin invasif. Dari algoritma sampai pelacakan data pribadi, Gen Z mulai merasa jengah. Akhirnya, gaya retro jadi jalan ninja—dari kaset, majalah, sampai ponsel jadul macam Nokia 3310 yang bangkit lagi sejak 2017 dan viral berkat tagar #bringbackflipphones di TikTok.
Salah satu yang hijrah ke dumbphone, Rana Ali (29), mantan pekerja finansial yang kini jadi musisi, bilang:
“Gue capek harus selalu online. Balas chat cepat kayak jadi kewajiban sekarang. Rasanya toxic.”
Nggak cuma Nokia, brand kayak Punkt juga ngerasain lonjakan penjualan untuk ponsel minimalis mereka.
Bahkan, menurut GWI, Gen Z jadi satu-satunya generasi yang waktu main medsos-nya turun sejak 2021.
Digital detox bikin mereka lebih fokus, produktif, dan punya waktu buat hubungan nyata—ngobrol langsung, nongkrong tanpa distraksi, dan menikmati dunia offline.
Tapi, ada tantangannya juga. Dunia makin digital: daftar layanan publik online, lihat menu restoran via QR code—semuanya butuh smartphone. Offlining bisa terasa repot.
Meski begitu, banyak Gen Z merasa keputusan ini worth it. Bagi mereka, dumbphone bukan sekadar alat komunikasi, tapi juga simbol kebebasan dari dunia yang terlalu cepat dan bising.
Editor : Muhammad Robby