![]() |
Sebuah revolusi dalam dunia perfilman dimulai pada 11 Juni 1993, ketika film Jurassic Park resmi dirilis di bioskop-bioskop Amerika Serikat. Foto-net |
SUARAMILENIAL.ID, LOS ANGELES – Sebuah revolusi dalam dunia perfilman dimulai pada 11 Juni 1993, ketika film Jurassic Park resmi dirilis di bioskop-bioskop Amerika Serikat.
Karya sutradara Steven Spielberg ini tak hanya mencetak rekor box office, tetapi juga mengubah lanskap efek visual dalam industri film global.
Jurassic Park, yang diadaptasi dari novel karya Michael Crichton, bercerita tentang kebangkitan dinosaurus melalui rekayasa genetika di sebuah taman hiburan futuristik.
Ketika sistem keamanan taman gagal, kekacauan pun terjadi.
Film ini menggabungkan ketegangan fiksi ilmiah dengan kecanggihan teknologi sinematik yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Inovasi utama film ini terletak pada penggunaan CGI (computer-generated imagery) secara realistis dan menyatu dengan animatronik, menciptakan dinosaurus yang tampak hidup dan menakutkan.
Teknologi yang digunakan kemudian menjadi standar baru dalam pembuatan film-film berbudget besar.
Dirilis oleh Universal Pictures, Jurassic Park langsung menjadi film dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa saat itu, sebelum dikalahkan oleh Titanic pada 1997.
Film ini juga meraih tiga Piala Oscar di ajang Academy Awards 1994, termasuk untuk kategori Efek Visual Terbaik.
Lebih dari sekadar hiburan, Jurassic Park menjadi titik balik bagaimana film dapat menggabungkan ilmu pengetahuan, imajinasi, dan teknologi untuk menciptakan pengalaman sinematik yang luar biasa.
Keberhasilan film ini melahirkan waralaba besar yang hingga kini masih berlanjut, termasuk sekuel dan spin-off terbaru di era digital.
Tiga dekade setelah perilisannya, Jurassic Park tetap dikenang sebagai film yang bukan hanya menghidupkan kembali dinosaurus, tetapi juga membangkitkan kembali cara dunia melihat kekuatan sinema.
Editor : Rizky Permatasari