![]() |
| Aksi demonstrasi 28 Agustus di Jakarta. Foto-Jawapos |
SUARAMILENIAL.ID, JAKARTA – Gas air mata kerap digunakan aparat sebagai upaya pengendalian massa dalam aksi demonstrasi.
Zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat menimbulkan rasa perih pada mata, sesak napas, hingga mual.
Meski efeknya bersifat sementara, paparan berlebihan bisa berdampak serius pada kesehatan.
Berikut sejumlah langkah yang dapat dilakukan demonstran untuk meminimalkan risiko:
Pertama, gunakan pelindung wajah. Kacamata renang atau kacamata pelindung dapat membantu mengurangi paparan gas pada mata.
Masker kain berlapis atau masker medis yang dibasahi dengan air atau cuka juga bisa mengurangi masuknya partikel gas ke saluran pernapasan.
Kedua, hindari mengucek mata atau wajah ketika gas mengenai tubuh. Mengucek hanya akan memperparah iritasi. Sebaliknya, segera bilas dengan air bersih yang mengalir.
Ketiga, bergerak menjauhi arah angin. Gas air mata umumnya menyebar mengikuti arah tiupan angin. Menepi ke area lebih tinggi atau terbuka dapat mengurangi paparan.
Keempat, gunakan larutan saline atau air mineral untuk membilas mata. Cairan tersebut membantu mengurangi rasa perih akibat partikel kimia.
Kelima, jaga ketenangan. Panik justru membuat pernapasan lebih cepat sehingga gas lebih banyak terhirup. Tarik napas perlahan dan kendalikan diri.
Meski begitu, para pakar kesehatan mengingatkan, langkah-langkah tersebut hanya bersifat mitigasi.
Cara paling aman tetap dengan menghindari area paparan gas air mata secara langsung.
Editor : Muhammad Robby
