![]() |
| Ilustrasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus memantapkan rencana pengembangan sistem transportasi massal terintegrasi yang mencakup wilayah Banua Anam dan Saijaan–Bersujud. Foto- Kompas |
SUARAMILENIAL.ID, BANJARMASIN — Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus memantapkan rencana pengembangan sistem transportasi massal terintegrasi yang mencakup wilayah Banua Anam dan Saijaan–Bersujud.
Upaya ini menjadi bagian dari strategi memperkuat konektivitas antarwilayah sekaligus mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi di dua klaster utama provinsi tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Kalimantan Selatan, M. Fitri Hernadi, menyampaikan bahwa program tersebut saat ini masih berada pada tahap kajian komprehensif dengan target penyelesaian pada 2026.
“Seluruh aspek sedang dikaji secara menyeluruh. Kajian ini kami targetkan rampung pada 2026 agar hasilnya benar-benar matang dan sesuai kebutuhan wilayah,” ujar Fitri di Banjarmasin, Jumat (24/10/2025).
Kajian tersebut mencakup pemodelan rute, pemetaan kawasan prioritas, serta analisis kebutuhan transportasi di dua klaster yang akan dikembangkan.
Setelah kajian tuntas, keputusan implementasi akan ditentukan oleh pimpinan daerah dengan mempertimbangkan kapasitas fiskal pemerintah provinsi.
“Setelah kajian selesai, tentu keputusan berada di tangan pimpinan daerah dan disesuaikan dengan kemampuan anggaran. Mungkin bisa direalisasikan pada 2027, 2028, atau 2029,” katanya.
Dua Klaster Pengembangan
Wilayah Banua Anam diproyeksikan menjadi poros utama transportasi produksi dan industri, yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan ekonomi di bagian hulu Kalimantan Selatan.
Rencana pengembangannya diarahkan untuk mendukung sejumlah kawasan industri, seperti pabrik karet di Hulu Sungai Tengah, Kawasan Industri dan KPI Seradang di Tabalong yang berfokus pada hilirisasi tambang dan bahan bangunan, serta Kawasan Industri Tapin (TIIPE) di sektor agroindustri.
Selain itu, Banua Anam juga disiapkan sebagai sentra produksi pangan terpadu dan modern yang berkelanjutan serta adaptif terhadap perubahan iklim.
Pengembangan ini diharapkan mampu menjaga produktivitas pertanian sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Adapun untuk klaster Saijaan–Bersujud, pengembangan transportasi diarahkan pada penguatan jalur logistik, peningkatan konektivitas kawasan pesisir, serta dukungan terhadap sektor perikanan dan pariwisata bahari.
Membangun Ekosistem Mobilitas
Fitri menegaskan bahwa pembangunan sistem transportasi massal terintegrasi bukan hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga pada pembentukan ekosistem mobilitas yang efisien, inklusif, dan ramah lingkungan.
“Kami ingin menciptakan sistem transportasi yang tidak sekadar menghubungkan wilayah, tetapi juga membuka akses ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ini langkah penting menuju Kalimantan Selatan yang lebih maju dan berdaya saing,” ujarnya.
Dengan rampungnya kajian pada 2026, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berharap pembangunan sistem transportasi massal terintegrasi ini dapat menjadi tonggak baru pemerataan pembangunan dan transformasi ekonomi daerah, terutama di wilayah yang memiliki potensi besar namun masih memerlukan peningkatan aksesibilitas.
Editor : Muhammad Robby
