![]() |
| Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyatakan keprihatinannya atas konflik internal yang terjadi di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Foto-Istimewa |
SUARAMILENIAL.ID, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyatakan keprihatinannya atas konflik internal yang terjadi di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Konflik tersebut memunculkan aksi saling memecat di tubuh organisasi yang didirikan KH Hasyim Asy’ari itu.
“Kami prihatin ya ada peristiwa semacam ini. Kami prihatin,” ujar Cak Imin seusai menghadiri Perkemahan Nasional Pemuda Lintas Iman 2025 di Cibubur, Jakarta Timur, seperti dilansir Republika, Sabtu (29/11/2025).
Menurut dia, dinamika tersebut menimbulkan kegelisahan di kalangan warga Nahdliyin.
“Saya yakin warga NU semuanya merasa sedih. Warga NU merasa kok begini?” katanya.
Akar Konflik
Ketegangan di PBNU bermula dari terbitnya Risalah Harian Syuriyah yang meminta Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengundurkan diri dalam batas waktu 3 x 24 jam.
Tidak lama kemudian, muncul Surat Edaran (SE) Nomor 4785/PB.02/A.II.10.01/99/11/2025 yang menyatakan bahwa Gus Yahya tidak lagi menjabat sebagai ketua umum per 26 November 2025.
Surat itu ditandatangani Wakil Rais Aam PBNU Afifuddin Muhajir dan Katib PBNU Ahmad Tajul Mafakhir.
Menanggapi hal tersebut, Gus Yahya meminta agar polemik penyelesaian dan keputusan yang menyangkut jabatan ketua umum dibawa ke Muktamar NU sebagai forum permusyawaratan tertinggi.
Katib PBNU Ahmad Tajul Mafakhir juga menyampaikan bahwa Gus Yahya dapat mengajukan keberatan atas pencopotannya ke Majelis Tahkim PBNU.
Langkah Balasan dan Rotasi Jabatan
Setelah menolak pemberhentian dirinya, Gus Yahya melakukan langkah balasan dengan merotasi sejumlah pengurus.
Dalam rapat Tanfidziyah PBNU yang digelar di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (28/11/2025), Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dipindahkan dari posisi sekretaris jenderal menjadi ketua PBNU.
Gus Yahya menyebut pemecatan dan rotasi itu dilakukan menyusul dinamika internal setelah keputusan pemakzulan dirinya oleh Syuriyah PBNU pekan sebelumnya.
Menurut dia, perubahan struktur diperlukan karena ditemukan sejumlah klaster kerja yang tersendat atau terbengkalai.
Ia menyinggung klaster Kesekretariatan Jenderal sebagai salah satu yang paling terdampak.
“Sekjen yang kemudian menjadi menteri sosial sudah setahun ini sama sekali tidak sempat menengok kantor PBNU. Walaupun bisa berkoordinasi virtual, tetapi ketidakhadiran fisik menciptakan banyak kendala,” ujarnya.
Menunggu Proses Penyelesaian
Di tengah memanasnya situasi, Cak Imin mengajak berbagai pihak untuk menunggu proses penyelesaian konflik melalui mekanisme organisasi.
Ia berharap dinamika tersebut dapat ditangani secara bijak demi menjaga marwah dan soliditas PBNU.
Editor : Muhammad Robby
