![]() |
| Sejumlah pegawai Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X diminta keluar dari Museum Keraton Surakarta, Sabtu (13/12/2025), saat tengah menjalankan tugas. Foto-Dok CNN Indonesia |
SUARAMILENIAL.ID, JAKARTA - Sejumlah pegawai Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X diminta keluar dari Museum Keraton Surakarta, Sabtu (13/12/2025), saat tengah menjalankan tugas.
Peristiwa tersebut terjadi di tengah pemasangan kamera pengawas (CCTV) dan penggantian gembok sejumlah pintu keraton oleh kubu SISKS Pakubuwana XIV Purbaya.
Menurut keterangan cucu SISKS Pakubuwana XIII, BRM Suryomulyo Saputro, kejadian bermula ketika sejumlah orang memasuki kawasan Keraton Surakarta dan memasang CCTV tanpa koordinasi di beberapa titik, termasuk kawasan Smorokoto, museum, dan depan pintu Kasentanan.
“Ada pemasangan CCTV sepihak di Smorokoto, kemudian berlanjut ke museum dan depan pintu Kasentanan,” ujar Suryomulyo.
Pada waktu bersamaan, para petinggi Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta yang mendukung SISKS Pakubuwana XIV Mangkubumi diketahui sedang berada di Jakarta untuk memenuhi undangan Kementerian Kebudayaan.
Tak lama setelah pemasangan CCTV, dua putri Pakubuwana XIII, yakni GKR Panembahan Timoer Rumbai dan GKR Devi Lelyana Dewi, bersama belasan pendukung SISKS Pakubuwana XIV Purbaya, meminta pegawai BPK Wilayah X meninggalkan Museum Keraton Surakarta.
Setelah pegawai BPK keluar dari area museum, pihak SISKS Pakubuwana XIV Purbaya kemudian mengganti gembok di sejumlah pintu keraton. Gembok lama dipotong menggunakan mesin gerinda dan diganti dengan gembok baru.
“Tiba-tiba diusir, dipaksa keluar dari museum, lalu digembok semua,” kata Suryomulyo.
Ia menjelaskan, tindakan tersebut hanya menyasar pegawai BPK Wilayah X. Sementara itu, kerabat keraton dan abdi dalem masih diperkenankan berada di dalam kompleks keraton.
Selain pintu museum, penggantian gembok juga dilakukan di pintu Kori Kamandungan, yang merupakan akses utama menuju kompleks Kedhaton Keraton Surakarta.
“Dari museum, pindah ke pintu ini (Kori Kamandungan), diganti menggunakan gerinda,” ujarnya.
Suryomulyo menyayangkan insiden tersebut, mengingat saat ini Museum Keraton Surakarta tengah menjalani proses renovasi dan revitalisasi. Ia juga mengkhawatirkan penggunaan alat berat seperti gerinda berpotensi merusak pintu-pintu keraton yang berstatus sebagai benda cagar budaya.
Sementara itu, Juru Bicara SISKS Pakubuwana XIV Purbaya, KPA Singonagoro, mengakui adanya penggantian gembok di sejumlah pintu keraton. Menurutnya, penggantian dilakukan di sekitar 10 pintu, termasuk Kori Kamandungan, Kasentanan, kantor Sasana Wilopo, perpustakaan, Sasana Handrawina, dan museum.
“Jumlahnya kurang lebih 10 pintu,” kata Singonagoro.
Namun, ia membantah adanya pengusiran terhadap pegawai BPK Wilayah X. Ia menegaskan, penggantian kunci dilakukan semata-mata untuk mendukung kinerja Babadan atau kabinet yang dibentuk oleh SISKS Pakubuwana XIV Purbaya.
“Tidak ada pengusiran. Bisa dilihat, orang-orang di sana masih ada,” ujarnya.
Sumber : CNN Indonesia
