Quality Time Versi Milenial dan Gen Z: Sama-Sama Butuh, Cara Beda

Di tengah ritme hidup yang makin cepat dan serba digital, istilah “quality time” tetap jadi kebutuhan penting bagi dua generasi besar saat ini: milenial dan generasi Z. Foto-Ilustrasi

SUARAMILENIAL.ID, BANJARMASIN – Di tengah ritme hidup yang makin cepat dan serba digital, istilah “quality time” tetap jadi kebutuhan penting bagi dua generasi besar saat ini: milenial dan generasi Z. 


Meski sama-sama mencari momen jeda untuk merasa utuh dan terhubung, cara mereka mengisi waktu berkualitas itu jauh berbeda.


Bagi generasi milenial, quality time kerap diartikan sebagai momen bersama secara fisik. 


Mereka lebih akrab dengan suasana kedai kopi, obrolan panjang tanpa ponsel, atau reuni akhir pekan bersama teman lama. 


Nongkrong, liburan bersama keluarga, hingga makan malam tanpa gangguan notifikasi menjadi bentuk nyata dari relasi hangat versi mereka.


Sebaliknya, generasi Z yang tumbuh dalam ekosistem digital punya definisi yang lebih fleksibel. 


Quality time tak harus bertemu langsung. Berbagi video lucu lewat pesan instan, main gim daring bersama, atau sekadar rebahan sambil mendengarkan playlist yang sama bisa menjadi bentuk koneksi yang bermakna. Bagi mereka, kedekatan emosional tak selalu butuh tatap muka.


Perbedaan cara itu tak sekadar selera. Ia lahir dari perbedaan era tumbuh dan teknologi yang menyertainya. 


Milenial besar di masa telepon rumah dan SMS, sementara Gen Z tak pernah mengenal dunia tanpa internet dan media sosial. Maka tak mengherankan jika bentuk kebersamaan pun menyesuaikan ruang dan waktu yang mereka miliki.


Namun satu hal yang tetap sama: kebutuhan untuk berhenti sejenak dari rutinitas, untuk merasa hadir sepenuhnya. 


Di tengah kesibukan kuliah, kerja, atau scroll tak berujung, baik milenial maupun Gen Z tetap mencari momen ketika waktu melambat, dan relasi kembali terasa dekat.


Quality time mungkin tak lagi satu definisi. Tapi ia tetap jadi ruang aman untuk mengenal diri dan menyambung rasa, dengan cara masing-masing.


Editor : Rizky Permatasari 

Lebih baru Lebih lama