Lintas Jawa Group: Ekspedisi Jelang Natal Tumbuh, Lonjakan Diprediksi Berlanjut hingga Ramadan

Aktivitas pengiriman barang menjelang Natal dan akhir tahun 2025 menunjukkan tren pertumbuhan, meskipun belum kembali ke tingkat lonjakan seperti sebelum pandemi. Foto-Setia Bakti/Suara Milenial

SUARAMILENIAL.ID, BANJARMASIN - Aktivitas pengiriman barang menjelang Natal dan akhir tahun 2025 menunjukkan tren pertumbuhan, meskipun belum kembali ke tingkat lonjakan seperti sebelum pandemi. 

Pelaku usaha logistik menilai sektor ekspedisi masih berada dalam fase pemulihan, namun optimistis pergerakan barang akan terus meningkat hingga Ramadan mendatang.

Owner Lintas Jawa Group, Saut Nathan Samosir, mengatakan peningkatan pengiriman barang menjelang Natal tahun ini berada pada kisaran 10 hingga 20 persen dibandingkan periode sebelumnya.

“Jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi, tentu belum seramai dulu. Saat ini ada kenaikan, tetapi masih terbatas,” ujar Saut di Banjarmasin, Selasa (23/12/2025).

Menurut dia, pada periode normal sebelum pandemi, lonjakan pengiriman barang saat Natal dan akhir tahun bisa mencapai tiga hingga empat kali lipat. 

Namun, kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya stabil membuat peningkatan tahun ini cenderung lebih moderat.

“Sekarang paling naik 10–20 persen. Tidak seperti dulu yang lonjakannya besar. Meski begitu, tetap patut disyukuri karena trennya masih positif,” katanya.

Saut menilai momentum akhir tahun masih berpotensi mendorong pertumbuhan lanjutan. 

Hal ini didorong oleh rangkaian momen konsumsi yang saling berdekatan, mulai dari Natal dan Tahun Baru, berlanjut ke Tahun Baru Imlek, hingga memasuki bulan Ramadan.

“Polanya berkesinambungan. Setelah Natal ada Imlek, lalu Ramadan. Biasanya pemilik barang mulai menyiapkan stok lebih awal, sehingga pengiriman diperkirakan terus meningkat,” ujarnya.

Terkait jenis barang, ia menyebut tidak ada perubahan signifikan dalam komposisi pengiriman. 

Barang yang dikirim masih didominasi kebutuhan umum, sementara sektor pembangunan dinilai belum menunjukkan pergerakan berarti dalam beberapa bulan terakhir.

Ia juga menyoroti dinamika ekonomi antarwilayah yang belum sepenuhnya berjalan seiring. 

Aktivitas pengiriman di satu daerah bisa meningkat, sementara wilayah lain justru mengalami perlambatan.

“Kadang ketika Surabaya ramai, daerah lain justru sepi, atau sebaliknya. Kondisi ekonomi antarwilayah memang jarang benar-benar sinkron,” kata Saut.

Mengenai kebijakan pembatasan jam operasional angkutan barang di Pulau Jawa selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Saut memastikan kebijakan tersebut tidak berdampak signifikan terhadap sektor ekspedisi.

“Pembatasan ini rutin setiap tahun, baik saat Nataru maupun Lebaran. Tidak bersifat total dan dilakukan bertahap, sehingga pelaku usaha sudah bisa mengantisipasi,” ujarnya.

Sementara itu, faktor cuaca hingga saat ini dinilai masih relatif kondusif. 

Kondisi gelombang laut di jalur pelayaran utama berada dalam batas normal sehingga distribusi barang belum mengalami gangguan berarti.

“Cuaca masih stabil dan pelayaran aman. Sejauh ini belum ada kendala besar,” pungkasnya.

Reporter : Setia Bakti

Editor      : Muhammad Robby

Lebih baru Lebih lama